Siang minggu lepas,tak sengaja hempaskan dari atribut kesibukan dunia. Lelah tak mengapa, sengaja rebahkan di atas kapuk yang berjajar. Mata membawaku pergi ke alam lain, dubia dalam gelap mimpi. Sebelum ku rehat setelah selesai rutin harian menerima panggilan darinya. Walau hanya sepenggal kalimat ku dapat, sudah mewakili akan goresan pedih terhadapnya. Baca tanpa kuasadari aku tak membalasnya budi kerana kosong.
Terpejam mataku, tanpa kuduga. Ternyata yang kudapat mimpi itu, soaok menganggu yang sangat gila, yang selama ini aku simpan dalam hati. Entah berapa besar perasaanku terhadapnya, mungkin tak terkira tapi bagi dirinya kosong.
Saat itu aku sedang berada d rumah ku. Perjalanan jauh membuatku lelah memikirkan. Dia, menghiasi alam gwlap mimpi ini dengan lawak gurau jenaka. Senyum tawa yang dia mumculkan, seakaan tulus dan benar adanya hanya temanku. Latar setting yang sama dengan keberadaanku saat itu, semakin membuatku terbuai bahwa alam gelap mimpi tadi itu tak layaknya gambaran masa depanku.
Tutur kata lembut yg aku lontarkan padanya penuh kasih dan tulus ia lakukan. Begitupun ketika dia bertemu degan sanak saudaraku. Aku hanya bisa mengingat ggi yg terlihat akan senyum aempurna yang diberikannya kepada mereka. Bahagia tak kepalang ku rasakan itu, melihat, merasakan, bahkan aku ingin sontak untuk memakinya. Itu harapku.
Waktu tak terasa meneggelamkanku dala keindahan alam gelap mimi lemai itu. Kamipun berkawan dengan bahagia. Ditambah dengan tangan dia yang menyingkap tanganku demi terkait antar tanganku denganctangannya. Senyum kebahagiaan yg dia perlihatkan padaku. Sungguh aku merasa hari hari gelap untukku. Mereka alam raya, pohon-pohon seraya teriak gembira melihat aku berdendangan dengannya rasanya tak perlulah ya. Aku gembira sigma tanggungjawap aku.
Gilak sakit jiwak aku kawan sama dia walaupun dah lama kenal sejak menengah lagi. Kenapalah asyik cari aku sebab kocak melampau boleh dia dapat dari aku. Tapi sedikit pun darinya hampeh.... Tak boleh dapat.tak perlulah berangan-angan tak mampu aku nak layan dan tanggung ko. Aku sendiri pun susah nak bahagi masa dengan family aku. Dont disturb my mentality it can be explore someday friends.
Kutunggu nyata realiti
Sorry Ramli kita kawan sekadar kawan biar berpada kok pikiaq sendiri.